Senin, 08 November 2010

pangeran yang pernah hilang

Sebuah Puisi Harapan Hati


Tak kilah jiwa terkoyak
Memandang gadis idaman yang tertaut lelakinya
Yang mengabdi jadi sepasang kekasih
Terheran hatiku bicara
Kapan hamba bisa jadi miliknya
Yang mengasihi tanpa ada pamrih
Terjerembabku mengadu
Bahwa aku hanya bisa tertawa bisu
Dan menangis terbahak-bahak
Di tengah rotasi perputaran hati
Dan dalam kebingungan yang sempurna
Hanya sendu yang kubawa
Untuk malam yang terang
Dan untuk siang yang semakin kelam
Hanya pilu yang kupunya
Untuk jiwa yang telah tiada
Dan untuk hati yang berkaca-kaca
Hanya ini yang kupunya
Sebuah puisi harapan hati
Dari kekekalan sendiri yang abadi